Yuk Kenali 4 Macam Imunisasi Dasar Pada Anak

 Imunisasi Dasar

   Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara aktif. Imunisasi dasar bersifat wajib untuk anak di bawah usia satu tahun. Di Indonesia, imunisasi dasar ini di subsidi oleh pemeritah sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal. Ada lima imunisasi jenis imunisasi dasar yang harus diberikan pada anak, yaitu :

A. Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin )

  BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain pars no. 1173.P2. Imunisasi ini ditujukan untuk memberikan kekebalan bayi terhadap bakteri tuberkolosis ( TBC ). Imunisasi ini tidak mencegah infeksi tuberkolosis ( TB ) tetapi mengurangi resiko terjadinya TB berat seperti meningitis TB dan TB milier. 

   Pemberian Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahn di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. 

  Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjer regional di ketiak atau leher, terasa padat, tidak sakit, dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

B. Imunisasi DPT-Hepatitis B

  Vaksin mengandung  DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Imunisasi ini memberikan kekebalan bagi bayi terhadap penyakit dipteri, pertusis ( batuk kejan ), dan tetanus serta hepatitis B. pemberian dilakukan secara bersamaan karena akan memberikan respon anti bodi lebih baik daripda diberikan secara terpisah.

  Pemberian Imunisasi DPT-Hepatitis B akan memberikan efek samping berupa reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Vaksin ini juga biasanya menimbulkan demam pada anak. Terdapat jenis lain vaksin DPT yang tidak menimbulkan panas yaitu vaksin Dtap ( pertusis aselular ). Meskipun reaksi pascaimunisasi DtaP, Baik lokal maupun sistemik, lebih rendah dibanding  DTP biasa, Tetapi vaksin tersebut masih dapat menimbulkan reaksi demam dan pembengkakan seperti jenis vaksin lain.

C. Imunisasi Polio

  Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri atas suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 ( strain sabin ) yang sudah dilemahkan. Imunisasi polio memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit polio yang menyebakan penderita nya mengalami kelumpuhan dan sesak nafas.

 Imunisasi polio diberikan melalui pipet penetes, Pada umumnya imunisasi ini tidak memberikan efek samping. Efek samping berupa paralysis yag disebabkan oleh vaksin yang sangat jarang terjadi. Selain itu, terdapat IPV ( inactivated polio vaccine ) yang berisi virus polio yang sudah dimatikan. Vaksin ini diberikan dalam bentuk suntikan.

D. Imunisasi Campak

  Vaksin campak merupakan vaksi virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril. Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama tiga hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. Penyakit campak yang menjakiti anak-anak terutama anak d bawah umur lima tahun, bisa berefek fatal.

Bagikan Artikel ini